Wednesday, December 14, 2011

PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) MENUJU SURPLUS BERAS 10 JUTA TON PADA TAHUN 2014

Makalah lainnya pada Seminar Nasional : Meningkatkan Produksi Padi Nasional, MENCAPAI SURPLUS 10 JUTA TON BERAS.Seminar Nasional ini telah diselenggarakan pada  Hari Rabu, 14 Desember 2011, Majalah Tabloid AGRINA.

Presentasi makalah ini dibuat dan disampaikan oleh KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN. Judul : PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) MENUJU SURPLUS BERAS 10 JUTA TON PADA TAHUN 2014.

https://groups.google.com/forum/#!topic/budiyonoharis2/FFkxjB2m3K8/overview

Strategi Pencapaian Suplus Produksi Beras 10 Juta Ton

Salah satu Makalah pada Seminar Nasional : Meningkatkan Produksi Padi Nasional, MENCAPAI SURPLUS 10 JUTA TON BERAS.Seminar Nasional ini telah  diselenggarakan Hari Rabu, 14 Desember 2011, di Jl. TB. Simatupang Kav.1, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Pukul 12.00 - 17.00. Pembicara : Menteri Pertanian RI (Dr. Ir. H. Suswono, MMA), Prof.Dr.Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Dir.Jend. Tanaman Pangan Kementan RI (Ir. Udhoro Kasih Anggoro, M.S.), Dirut Perum BULOG (Ir. Sutarto Alimuso, M.M.), Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (Ir. H. Winarno Tohir). Penyelenggara : Majalah Tabloid AGRINA. 
Presentasi makalah ini dibuat dan disampaikan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin.
https://groups.google.com/d/topic/budiyonoharis2/KlPAmJ4i_Xk/discussion

Friday, December 9, 2011

Kerjasama Kegiatan antara BSR, BCL, dan Program Studi Agribisnis UNISMA

Sebuah kerjasama kegiatan antara Program Studi Agribisnis UNISMA, BSR (Bekasi Social Responsibility), BCL (Bekasi Cinta Lingkungan), dan DPPPJU Kota Bekasi telah dilakukan dalam bentuk “Gerakan Penghijauan Jalan Cut Meutia Kota Bekasi”.  Kegiatan ini terwujud berkat adanya Dana CSR Tahun 2010 dari Bank Jabar Banten (BJB) yang diserahkan sepenuhnya kepada BSR, sebagian dialokasikan kepada BCL untuk 3 (tiga) kegiatan Penataan dan Perbaikan Taman Cut Meutia, Penghijauan sepanjang Jalan Cut Meutia, dan Pemasangan Plank Kebersihan Lingkungan dan Penghijauan.  Kegiatan ini berlangsung selama Bulan Juni s.d. Desember 2011. 

Dekan Fakultas Pertanian UNISMA (Is Zunaini, Dra., M.Si.) mengerahkan sejumlah mahasiswanya untuk mengikuti dan mendukung kegiatan ini, menyatakan bahwa : “Bagi kami, keterlibatan sivitas akademika Program Studi Agribisnis UNISMA pada kegiatan ini merupakan wujud pengabdian kepada masyarakat.  Kami bersyukur bahwa salah seorang dosen tetap kami, aktif berperan untuk organisasi BSR, selaku Sekretaris BSR (yakni : H. Budiyono), demikian pula salah satu rekan sejawat kami di BCL (Hidayat Tri Sutarjo, Ir., M.M.) juga selalu melibatkan peran kampus dalam kegiatan-kegiatannya, dan yang lebih membanggakan kami adalah bahwa alumni UNISMA (Drs. H. Makbullah) juga saat ini menjabat selaku Kepala Dinas di DPPPJU Kota Bekasi, sehingga ketiga lembaga itu dapat bergandengan tangan dengan sivitas akademika Program Studi Agribisnis UNISMA dalam pengelolaan taman dan penghijauan di Kota Bekasi”.   Lebih lanjut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian UNISMA bahwa Program Studi Agribisnis UNISMA memiliki visi yang terkait dengan 3 (elemen) penting, yakni mengembangkan wirausaha agribisnis (entrepreneurship), konsep pembangunan berwawasan lingkungan (sustainability), dan ketahanan pangan (food security).  Dalam hal ini, aktivitas pengabdian sivitas akademika Program Studi Agribisnis UNISMA melalui gerakan penghijauan dan penataan taman sangat relevan dengan konep pembangunan berwawasan lingkungan.   Sebuah kota yang memperhatikan taman-taman di wilayahnya  dan melakukan gerakan penghijauan berarti masyarakat kota tersebut  memiliki kepedulian tinggi terhadap konsep pembangunan berwawasan lingkungan. 

Sivitas dosen Program Studi Agribisnis UNISMA sangat mengkhawatirkan terhadap kondisi ruang hijau di Kota Bekasi.  Kondisi ruang hijau yang berfungsi sebagai sempadan sungai bila tidak diambil langkah-langkah yang strategis, akan mempercepat hilangnya ruang hijau kota akibat terpenetrasi oleh kegiatan terbangun. Ini terlihat jelas pada sempadan sungai yang berada di pusat Kota Bekasi yang sebagian besar sudah berganti menjadi daerah terbangun, sehingga menimbulkan permasalahan baru pada saat meluapnya sungai di musim hujan.  Ruang terbuka hijau di Kota Bekasi perlu diperluas proporsinya dan diarahkan pada pengembangan ruang hijau kota berupa hutan kota dan taman kota serta ruang hijau yang diperuntukan bagi resapan air atau folder air.

Kawasan lindung di Kota Bekasi meliputi 3 (tiga) kelompok, yakni kawasan resapan air (Karang Kitri dan lahan kritis di Kelurahan Sumur Batu), sempadan sungai (Kali Cikeas, Kali Cileungsi, Kali Bekasi, Kali Sunter, dan Bantaran Sungai Cikiwul), dan daerah sekitar situ (Situ Rawa Lumbu, Situ Rawa Gede, dan Situ Pulo).  Upaya untuk mempertahankan kawasan lindung (kawasan resapan air, sempadan sungai, dan daerah sekitar situ) untuk mempertahankan fungsi lingkungan hidup semakin berat dihadapkan pada kebutuhan dan keputusan yang lebih mengakomodasi pengembangan kawasan budidaya (permukiman dan ruang investasi).  Upaya rehabilitasi dan konservasi terhadap kawasan lindung semakin pesimis dihadapkan pada perilaku sebaliknya yakni semakin meluasnya konversi kawasan tidak terbangun menjadi kawasan budidaya (rumah, ruko, mall, dan sarana bisnis lainnya).